Wednesday 19 November 2014

Prosedur Audit Pemeriksaan Aset Tetap



Oke bro, sis, om dan tan berikut ini adalah prosedur audit aset tetap dan penjelasannya, langsung aja disimak, SEMOGA MANFAAT......
1. Pelajari dan evaluasi internal control atas aset tetap.
dalam hal ini biasanya auditor menggunakan Internal Control Questionnaires (ICQ),
beberapa ciri internal control yang baik atas aset tetap adalah :
a. digunakannya anggaran untuk penambahan aset tetap .
Jika ada aset tetap yang ingin dibeli tetapi belum tercantum dianggaran maka aset tetap tersebut tidak boleh dibeli dahulu.
b. Setiap penambahan dan penarikan aset tetap terlebih dahulu harus diotorisasi oleh pejabat berwenang.
c. Adanya kebijakan tertulis dari manajemen mengenai capitalization dan depreciation policy.
d. Diadakannya kartu aset tetap atau sub buku besar aset tetap yang mencantumkan tanggal pembelian, nama supplier, harga perolehan, metode dan persentase penyusutan, jumlah penyusutan, akumulasi penyusutan dan nilai buku aset tetap.
e. Setiap aset tetap diberi nomor kode.
f. Minimal setahun sekali dilakukan inventarisasi (Pemeriksaan fisik aset tetap), untuk mengetahui keberadaannya dan kondisi dari aset tetap.
g. Bukti-bukti pemilikan aset tetap disimpan ditempat yang aman.
h. Aset tetap diasuransikan dengan jumlah Insurance Coverage (nilai pertanggungan) yang cukup.

2. Minta kepada Klien Top Schedule serta Supporting Shedule aset tetap, yang berisikan : Saldo awal, penambahan serta pengurangan-pengurangannya dan saldo akhir, baik untuk harga perolehan maupun akumulasi penyusutannya.

3. Periksa footing dan cross footingnya dan cocokkan totalnya dengan General Ledger atau Sub-Ledger, saldo awal dengan Working Paper tahun lalu.

4. Vouched penambahan serta pengurangan aset tetap.
untuk penambahan aset tetap, selain diperhatikan otorisasi dan kelengkapan supporting document, harus dilihat apakah penambahan tersebut sudah tercantum di anggaran.
Untuk pengurangan aset tetap harus diperiksa Journal Entry nya.
contoh :Mesin  dengan harga perolehan Rp10.000.000 dan akumulasi penyusutannya (sampai dengan tanggal penarikannya) Rp8.000.000 dijual dengan harga Rp3.000.000 secara tunai.
Journal Entry yang seharusnya adalah :
Dr Kas                                               Rp3.000.000
Dr Akumulasi Penyusutan Mesin     Rp8.000.000
      Cr. Mesin                                                            Rp10.000.000
      Cr. Laba penjualan aset tetap                             Rp1.000.000

karena seringkali perusahaan mencatat transaksi tersebut dengan mendebit kas Rp3.000.000 dan mengkredit mesin Rp3.000.000.
Auditor juga harus memeriksa apakah uang kas sebesar Rp3.000.000 sudah diterima perusahaan dan dicatat dalam buku penerimaan kas.

5. Periksa fisik dari aset tetap dan perhatikan kondisinya apakah masih dalam keadaan baik atau sudah rusak.
mengenai pemeriksaan fisik aset tetap secara basis test ada 2 pendapat ;
1. Yang dites hanya penambahan dalam tahun berjalan yang jumlahnya besar.
2. Diutamakan penambahan yang baru serta beberapa aset tetap yang lama.
pada pendapat yang pertama memang akan lebih cepat pelaksanaannya, tetapi ada kelemahan yaitu bila ada aset tetap yang sudah lama dibeli atau tidak dapat dipakai lagi, maka dengan cara pertama tidak diketahui.

6. Pemeriksaan bukti pemilikan aset tetap
contoh dalam hal ini harus dicocokkan nomor mesin, chasis, dan nomor polisi kendaraan yang tercantum di BPKB dan STNK dengan yang terdapat di kendaraan. Perhatikan juga apakah surat-surat tanah, gedung, kendaraan atas nama perusahaan.

7. Pelajari dan periksa apakah Capitalization serta Depreciation Polici-nya konsisten dengan tahun sebelumnya (misal perhitungan menggunakan Straigh Line Method).
Tentang Policy dan Capitalization tersebut ada beberapa kemungkinan :
a. berdasarkan jumlahnya, misalnya diatas Rp1.000.000 harus dikapitalisir.
b. Berdasarkan masa manfaatnya
c. Campuran antara jumlah dan masa manfaatnya.
Tentang Policy dari penyusutannya ada beberapa kemungkinan, apakah penyusutan tersebut dimulai :
a. Pada tanggal pembelian;
b. Pada tanggal pemakaian;
c. Juga perlu diketahui masa penyusutannya, misal tanggal pembelian 1-15 dihitung satu bulan penuh sedangkan 16-30/31 dihtung setengah bulan.

8. Analisis perkiraan repair dan maintenance.
harus diperhatikan kemungkinan Klien untuk memperkecil laba dengan mencatat Capital Expenditure sebagai Revenue Expenditure.

9. Periksa kecukupan Insurance Coverage, dalam artian jangan sampai terlalu keci atau terlalu besar. Jika terlalu kecil ada bahaya bahwa jika terjadi kebakaran, ganti rugi perusahaan asuransi tidak mencukupi untuk membeli aset tetap(misalkan gedung atau mesin) yang baru sehingga mengganggu kegiatan operasi perusahaan. tentang penilaian cukup tidaknya Insurance Coverage tersebut adalah atas dasar jumlah yang mendekati harga pasar.

10. Tes perhitungan penyusutan dan alokasi biaya penyusutan aset tetap.
Penyusutan ini biasanya dari aset tetap yang dapat disusutkan, seperti gedung kantor dan sebagainya, sebab ada juga Fixed Assets yang tidak dapat disusutkan seperti Tanah hak milik. Tetapi bila tanah tersebut digunakan untuk bahan baku pembuatan batu bata atau genteng, maka dapat disusutkan biasa istilahnya tuh deplesi.
Apabila tanah tersebut merupakan tanah dengan hak guna bangunan, maka tanah tersebut tidak dapat disusutkan. Auditor harus memeriksa akurasi dari perhitungan penyusutan yang dibuat klien, dan ketetapan alokasi biaya penyusutan sebagai bagian dari biaya produksi tidak langsung, biaya umum dan administrasi serta biaya penjualan.

11. Periksa notulen rapat, perjanjian kredit, jawaban konfirmasi dari bank, untuk memeriksa apakah ada aset yang dijadikan jaminan atau tidak.

12. Periksa apakah ada Commitment yang dibuat oleh perusahaan untuk membeli atau menjual aset tetap.

13. Untuk Contruction In Progress, kita periksa penambahannya dan apakah ada Construction In Progress yang harus ditransfer ke aset tetap.

14. Jika ada aset yang diperoleh melalui leasing, periksa lease agreement dan periksa apakah Accounting treatment-nya sudah sesuai dengan standar akuntansi leasing.

15. Periksa apakah ada aset tetap yang dijaminkan.
Jika aset tetap dijaminkan berarti bukti pemilikan diserahkan (disimpan) di bank, sehingga auditor harus memeriksa tanda terima penyerahan bukti-bukti kepemilikan. selain itu jika ada aset tetap yang dijaminkan harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

16. Periksa penyajian aset tetap dalam laporan keuangan apakah sudah sesuai dengan SAK/ETAP/IFRS, baik di Posisi Keuangan,(cost and accumulated depreciation), di laba rugi (biaya penyusutan), dicatatan atas laporan keuangan (kebijakan kapitalisasi dan penyusutan,rincian garis besar aset tetap) maupun di lampiran (rincian aset tetap).

yang disebutkan tadi tuh berlaku buat repeat engagements (penugasan berulang) makanya dititikberatkan pada pemeriksaan transaksi tahun berjalan (periode yang diperiksa).

Untuk First Audit (audit pertama kali) bisa dibedakan sebagai berikut :

  • Jika tahun sebelumnya perusahaan sudah diaudit oleh kantor akuntan lain, saldo awal saldo aset tetap bisa dicocokkan dengan laporan akuntan terdahulu dan kertas kerja pemeriksaan akuntan tersebut.
  • Jika tahun-tahun sebelumnya perusahaan belum pernah diaudit, akuntan publik harus memeriksa mutasi penambahan dan pengurangan aset tetap sejak awal berdirinya perusahaan, untuk mengetahui apakah pencatatan yang dilakukan perusahaan untuk penambahan dan pengurangan aset tetap, serta metode dan perhitungan penyusutan aset tetap dilakukan sesuai dengan standar akuntansi di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS). Tentu saja pemeriksaan mutasi tahun-tahun sebelumnya dilakukan secara test basis dengan mengutamakan jumlah material.
  Sumber : Auditing buku 1 (Sukrisno Agoes) 

1 comments:

Kevin Ronaldo said...

terimakasih :)

Post a Comment

 
Copyright (c) 2010 Coretan Financer. Design by WPThemes Expert

Themes By Buy My Themes, Gifts for GirlFriend And Skull Belt Buckles.