Tuesday 30 June 2015

penentuan sampel transaksi



Bagaimana cara auditor menentukan sampel transaksi??
Dalam melakukan pemeriksaannya, akuntan publik biasanya tidak memeriksa keseluruhan transaksi dan bukti-bukti yang terdapat diperusahaan . karena kalo keseluruhan diperiksa, yang pasti akan memerlukan waktu yang lama dan memakan biaya yang besar.
Karena itu transaksi-transaksi dan bukti-bukti diperiksa secara "test basis" atau secara sampling. Dari keseluruhan "Universe" diambil beberapa sampel, auditor akan menarik kesimpulan mengenai "universe" secara keseluruhan.
Cara pemilihan sampel tidak boleh seenaknya, karena sampel tersebut haruslah mewakili universe secara tepat, karena jika sampel yang dipilih tidak tepat akan sangat mempengaruhi kesimpulan yang ditarik.
Sampel harus dipilih dengan cara tertentu yang bisa dipertanggungjawabkan, sehingga sampel tersebut benar-benar representative.
Menurut PSA No.26
"Sampling audit adalah penerapan prosedur audit terhadap unsur-unsur suatu saldo akun atau kelompok transaksi yang kurang dari seratus persen dengan tujuan untuk menilai beberapa karakteristik saldo akun atau kelompok transaksi tersebut."
"Ada dua pendekatan umum dalam sampling audit : non statistik dan statistik, kedua pendekatan tersebut mengharuskan auditor menggunakan pertimbangan profesionalnya dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian sampel, serta dalam menghubungkan bukti audit yang dihasilkan dari sampel, serta dalam penarikan kesimpulan atas saldo akun atau kelompok transaksi yang berkaitan".
"kedua pendekatan sampling audit diatas, jika diterapkan dengan semestinya, dapat menghasilkan bukti audit yang cukup".

Metode sampling apapun yang digunakan, auditor dianjurkan untuk terlebih dahulu menyusun "sampling plan".
ada beberapa cara pemilihan sampling yang sering digunakan adalah :
a. Random/Judgement Sampling
yaitu pemilihan sampel dilakukan secara random dengan menggunakan judgement si akuntan publik.
salah satu cara misalnya : dalam melakukan tes transaksi atas pengeluaran kas auditor menentukan bahwa semua pengeluaran kas yang lebih besar atau sama dengan Rp10.000.000 harus di vouching, ditambah dua setiap bulan yang berjumlah dibawah Rp10.000.000
b. Block Sampling
Dalam hal ini auditor memilih transaksi di bulan-bulan tertentu sebagai sample.
Misalnya : bulan januari, juni dan desember.
keberhasilan kedua cara diatas walaupun paling mudah, tetapi sangat tergantung pada judgement si auditor, semakin banyak pengalaman si auditor, semakin baik hasilnya dalam arti sampel yang dipilih benar-benar representative. Tetapi jika auditor kurang pengalaman sampel yang dipilih akan kurang representative.
c. Statistical Sampling
nah untuk Pemilihan sampel ini dilakukan secara ilmiah, sehingga walaupun lebih sulit namun sampel yang terpilih benar-benar representative. Namun karena memakan waktu yang lebih banyak statistical sampling lebih banyak digunakan dalam audit diperusahaan yang sangat besar dan mempunyai internal control yang cukup baik

0 comments:

Post a Comment

 
Copyright (c) 2010 Coretan Financer. Design by WPThemes Expert

Themes By Buy My Themes, Gifts for GirlFriend And Skull Belt Buckles.